Tugas 3 Softskill : Analisis Sumber dan Penggunaan Kas & Analisis Perubahan Penghasilan dan Biaya

Nama                        : Elin Zanuar Saepudin

NPM                          : 43214496

Kelas                         : 3DA02

Mata kuliah            : Analisis Laporan Keuangan

Dosen Pengampu  : Wigiyanti

 

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS

A. Pengertian Analisis Sumber dan Penggunaan Kas 

Analisis sumber dan penggunaan kas (aliran kas) merupakan alat yang sangat penting bagi manajemen keuangan untuk mengetahui aliran kas, darimana asal kas dan kemana aliran kas tersebut digunakan. Sedangkan bagi perusahaan digunakan untuk meningkatkan kemampuannya dalam menghasilkan kas sekaligus untuk menilai tingkat likuiditasnya agar tetap terjaga.

Informasi aliran kas sangat berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. Informasi arus kas tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan, karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.

Pihak manajemen dapat menggunakan laporan sumber dan penggunaan kas untuk menentukan kebijakan deviden, kas yang berasal dari investasi operasi, dan kebijakan investasi dan pendanaan. Sementara pihak luar, seperti investor dan kreditur dapat menggunakan laporan arus kas untuk menentukan kemampuan perusahaan dalam membayar deviden, kemampuan dalam membayar hutang dan kas yang berasal dari operasi dibandingkan dengan kas yang berasal dari sumber penggunaannya.

B. Sifat Laporan Sumber Dan Penggunan Kas

 Sifat laporan perubahan modal kerja adalah memberikan ringkasan transaksi keuangan selama satu periode dengan menunjukan sumber dan penggunaan modal kerja dalam periode tersebut, modal kerja meliputi seluruh aktiva lancar atau aktiva lancar dikurangi utang lancar. Dengan demikian, yang dilaporkan adalah perubahan aktiva lancar dan utang lancar serta sebab-sebab perubahan tersebut atau sumber dan penggunaannya. Tekanan yang di berikan dalam laporan ini adalah perubahan modal kerja atau aktiva lancar dan utang lancar secara keseluruhan dan tidak akan menunjukan jumlah uang yang telah diterima atau dikeluarkan selama periode tersebut.

Laporan perubahan kas (cash flow statement) atau laporan sumber dan penggunaan kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaannya. Laporan sumber dan penggunaan kas menggambarkan atau menunjukan aliran atau gerakan kas, yaitu sumber-sumber penerimaan dan penggunaan kas dalam periode yang bersangkutan. Laporan ini berbeda dengan laporan laba rugi, khususnya yang dalam penyusunannya menggunakan dasar waktu atau accruals basis, karena laporan perubahan kas merupakan ringkasan transaksi keuangan yang berhubungan dengan kas tanpa memperhatikan hubungannya dengan penghasilan yang diperoleh maupun biaya-biaya yang terjadi.

Subjek laporan perubahan kas adalah sumber dan penggunaan kas, sedang subjek laporan laba rugi adalah penghasilan yang direalisasi atau diperoleh dan biaya yang terjadi tanpa memperhatikan apakah penghasilan itu sudah diterima uangnya atau belum dan apakah biaya-biaya itu sudah di bayar per kas atau belum. Kalau dasar yang digunakan dalam menyusun laporan laba rugi tersebut adalah dasar tunai atau cash basis, dimana penghasilan baru diakui kalau sudah di terima uangnya dan biaya diakui kalau sudah di bayar tunai per kas, dalam hari ini laporan laba rugi menunjukan sumber kas yang berasal dari operasi. Perlu diperhatikan bahwa sumber kas tidak hanya dari operasi tetapi masih banyak sumber penerimaan kas lainnya, begitu pula penggunaannya tidak hanya untuk membiayai operasi. Oleh karena itu, laporan sumber dan penggunaan kas (laporan penggunaan kas) sifatnya atau scopenya lebih luas dari pada laporan laba rugi baik yang penyusunannya berdasarkan cash basis maupun accruals basis.

Laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat digunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas di masa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada, atau dapat di gunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan kas atau cash flow di masa yang akan datang. Sedangkan bagi para kreditor atau bank dengan laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atau mengembalikan pinjamannya.

C. Sumber Kas

Kas merupakan ktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal yang paling tinggi likuiditasnya, berarti semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Akan tetapi, suatu perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah yang besar berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerninkan adanya over investment dalam kas dan berarti pula perusahaan kurang efektif dalam mengelola kas. Jumlah kas yang relatif kecil akan diperoleh tingkat perputaran kas yang tinggi dan keuntungannya yang di peroleh akan lebih besar, tetapi suatu perusahaan yang hanya mengejar keuntungan (rentabilitas) tanpa memperhatikan likuiditas akhirnya perusahaan itu akan berada dalam keadaan likuid apabila sewaktu-waktu ada tagihan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kas sangat berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan. Oleh karena itu, kas harus direncanakan dan diawasi dengan baik, baik penerimaannya (sumber-sumbernya) maupun penggunaannya (pengeluarannya). Penerima dan pengeluaran suatu perusahaan ada yang bersifat rutin dan terus-menerus dan ada pula yang bersifat insidentil atau tidak terus-menerus.

Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari:

  1. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud (intangible assets), atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.
  2. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.
  3. Pengeluaran surat tanda bukti utang, baik jangka pendek (wesel) maupun utang jangka panjang (utang obligasi, utang hipotik, atau utang jangka panjang lain) serta bertambahnya utang yang diimbangi dengan penerimaan kas.
  4. Adanya penurunan atau berkurannya aktiva lancar selain kas yang diimbangi denagn penerimaan kas pembayaran, berkurangnya persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga (efek) karena ada penjualan dan sebagainya.
  5. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau dividen dari investasinya, sumbangan ataupun hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya.
  6. Keuntungan dari operasi perusahaan, Apabila perusahaan memperoleh keuntungan neto dari operasinya berarti ada tambahan dana dari perusahaan yang bersangkutan

D. Penggunaan Kas

Adapun penggunaan atau pengeluaran kas dapat di sebabkan oleh adanya   transaksi-transaksi sebagai berikut:

  1. Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang serta pembelian aktiva tetap lainnya.
  2. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengembalian kas perusahaan oleh pemilik perusahaan.
  3. Pelunasan pembayaran angsuran utang jangka pendek maupun utang jangka panjang.
  4. Pembelian barang secara tunai, adanya pembayaran biaya opersi yang meliputi upah dan gaji, pembelian supplies kantor, pembayaran sewa, bunga, premi asuransi, advertensi, dan adanya persekot-persekot biaya maupun persekot pembelian.
  5. Pengeluaran kas untuk pembayaran dividen (bentuk pembagian laba lainnya secara tunai), pembayaran pajak, denda-denda, dan sebagainya.
  6. Adanya kerugian dalam operasi perusahaan. Terjadinya kerugian dalam operasi perusahaan dalam mengakibatkan berkurangnya kas atau menimbulkan utang yaitu bila diperlukan dana untuk menutup kerugian tersebut. Timbulnya utang sebenarnya merupakan sumber dana tetapi dana ini digunakan untuk menutup kerugian tersebut.

Sumber penerimaan kas yang berasal dari penjualan barang dagangan maupun jasa bila dipertemukan dengan biaya operasi maka secara neto akan diperoleh sumber   kas yang berasal dari operasi (laporan laba rugi dasar tunai). Akan tetapi, pada     umumnya perusahaan menyusun laporan laba rugi dengan menggunakan dasar waktu,       oleh karena itu laba bersih yang dilaporkan dalam laporan laba rugi harus disesuaikan         sehingga menjadi hasil operasi berdasarkan tunai (cash basis).

E. Laporan Sumber Dan Penggunaan Kas

Penyusunan laporan perubahan kas atau laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan meringkas jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas. Cara ini memakan waktu yang lama karena harus menggolongkan setiap transaksi kas menurut sumber masing-masing serta tujuannya, dan cara ini hanya dapat dilakukan oleh internal analisis yang memungkinkan memperoleh datanya dengan lengkap dan masih murni. Bagi eksternal analisis, menyusun laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan menganalisis perubahan yang terjadi dalam laporan keuangan yang diperbandingkan antara dua waktu atau akhir periode serta informasi-informasi lain yang mendukung terjadinya perubahan tersebut. Dalam menganalisis perubahan yang terjadi harus diperhatikan kemungkinan adanya perubahan atau transaksi yang tidak mempengaruhi kas (noncash transaction).

Transaksi-transaksi yang tidak mempengaruhi uang kas antara lain sebagai berikut:

  1. Adanya pengakuan atau pembebanan depresiasi, amortisasi dan deplesi terhadap aktiva tetap, intangible asset, dan wasting assets. Biaya depresiasi ini merupakan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran kas.
  2. Pengakuan adanya kerugian piutang baik dengan membentuk cadangan kerugian piutang maupun tidak, dan penghapusan piutang karena piutang yang bersangkutan sudah tidak dapat di tagih lagi.
  3. Adanya penghapusan atau pengurangan nilai buku dari aktiva yang dimiliki dan penghentian dari penggunaan aktiva tetap karena aktiva yang bersangkutan telah habis disusut dan atau sudah tidak dapat dipakai lagi.
  4. Adanya pembayaran stock devidend (dividen dalam bentuk saham), adanya penyisihan atau pembatasan penggunaan laba, dan adanya penilaian kembali (revaluasi) terhadap aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan.

Terhadap transaksi-transaksi yang tidak mempengaruhi kas tersebut harus dilakukan penyesuaian (dilakukan jurnal adjustment dan reversal journal). Di samping itu juga perlu diadakan penyesuaian untuk menghilangkan pengaruh akibat dari penggunaan dasar waktu atau accruals basis accounting (yaitu adanya accrued and deferred revenue and expenses) sehingga pos atau rekening-rekening yang bersangkutan menunjukan penghasilan (revenue) dan biaya (expenses) tunai (cash basis accounting).

Penyesuaian-penyesuaian terhadap transaksi yang tidak mempengaruhi kas tidak dimasukan dalam buku catatan perusahaan tetapi hanya dalam work sheet saja, karna seperti halnya penyusunan laporan sumber dan penggunaan modal kerja maka dalam penyusunan laporan sumber dan penggunaan kas dapat pula di lakukan secara langsung dari laporan keuangan atau dengan menggunakan bantuan work sheet mapun rekening (T account).

 

Langkah-Langkah Dalam Penyusunan Laporan Sumber-Sumber Dan Penggunaan Dana Dalam Aliran Kas.

Dalam menyusun laporan sumber-sumber dan penggunaan kas, dimana dana dalam artian kas memiliki langkah-langkah sebagai berikut :

  1. Mendaftar pos-pos neraca yang diperbandingkan antara dua titik waktu tertentu dalam kolom pertama dan kedua.
  2. Mendaftar pos-pos laporan laba rugi dari tahun yang diperbandingkan (current year).
  3. Tentukan kenaikan dan penurunan yang terjadi pada pos-pos neraca, tunjukkan dalam kolom ”Perubahan” debit dan kredit. Kolom perubahan debit untuk mencatat adanya kenaikan aktiva, penurunan utang dan modal serta bertambahnya biaya serta berkurangnya penhasilan. Sedangkan kolom kredit untuk mencatat penurunan aktiva, kenaikan utang dan modal, bertambahnya penghasilan dan berkurangnya biaya.
  4. Menganalisis perubahan-perubahan yang terjadi pada pos-pos neraca dan pos-pos laba rugi untuk menentukan adanya perubahan yang tidak mempengaruhi kas.
  5. Membuat jurnal penyesuaian dalam lembar kerja tersebut untuk menghilangkan akibat atau pengaruhtransaksi nonkas yang sudah dicatat dalam periode tersebut.
  6. Memindahkan saldo atau perubahan setelah disesuaikan (kecuali perubahan kas) Ke dalam kolom “Kenaikan dan Penurunan Kas” atau “Sumber dan Penggunaan Kas”.
  7. Penurunan aktiva (selain kas), kenaikan utang, modal dan penghasilan merupakan sumber kas, sedangkan kenaikan aktiva (selain kas), penurunan utang, modal dan kenaikan biaya merupakan penggunaan kas. Perubahan kas tidak perlu dipindahkan ke kolom sumber dan penggunaan kas karena perubahan kas inilah yang dianalisis, selisih jumlah kolom sumber kas dengan penggunaan kas harus sama dengan perubahan yang terjadi dalam pos “Kas”.
  8. Untuk penyusunan laporan sumber dan penggunaan kas datanya diambil dari dua kolom terakhir dari lembar kerja.

 

ANALISIS PERUBAHAN PENGHASILAN DAN BIAYA

A. Pentingnya Analisis Perubahan Penghasilan Dan Biaya

Analisis pos-pos laporan laba rugi yang terperinci sangat penting dilakukan karena keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang akan tergantung pada realisasi keuntungan. Analisis pos-pos laporan  laba rugi untuk satu periode saja akan kurang berarti karena tren dari penghasilan, harga pokok penjualan, dan biaya tidak dapat ditentukan. Dari perbandingan pos-pos penting seperti total penjualan, harga pokok penjualan, laba bruto, biaya usaha, laba usaha, dan laba bersih selama dua periode atau lebih akan diperoleh gambaran tentang perubahanya. Apakah  perubahan tersebut menguntungkan atau merugikan, faktor-faktor yang menyebabkan adanya perubahan itu, memerlukan analisis lebih lanjut.

Dari hasil penjualan yang diperoleh sebagian akan digunakan untuk menutup harga pokok penjualan dan biaya-biaya usaha dan sisanya perubahan laba usaha. Apabila volume penjualan dicapai dengan biaya-biaya usaha yang bertambah besar, ini akan mengurangi laba usaha, dan akibatnya mungkin tidak diperoleh laba yang cukup untuk membayar beban bunga dan deviden (bagian keuntungan bagi pemegang saham). Kenaikan dalam volume penjualan belum tentu menguntungkan bagi perusahaan apabila kenaikan volume penjualan itu diikuti kenaikan biaya-biaya usaha yang cukup besar. Analisis perubahan akan mencakup studi tentang perubahan penjualan, perubahan laba bruto, dan perubahan laba bersih. Juga penting dipelajari adanya perubahan tingkat harga selama jangka waktu yang diamati.Dalam menganalisis penjualan, juga perlu di analisis adanya retur dan potongan penjualan yang harus dikurangi dari penjualan bruto.Banyaknya retur penjualan mungkin disebabkan oleh kurang hati-hatinya pada waktu pengepakan dan pengiriman barang pesanan langganan sehingga menyebabkan rusak atau cacatnya barang dan rendahnya kualitas barang.

B. Rasio Harga Pokok Penjualan dengan Penjualan Bersih dan Rasio Laba Bruto dengan Penjualan Bersih

Selisih antara penjualan bersih (unit penjualan kali harga jual) dengan harga pokok penjualan (unit penjualan kali unit cost) menunjukan laba bruto.Laba bruto digunakan untuk menutup biaya usaha dan biaya lain-lain, sisanya merupakan laba bersih atau rugi.Rasio harga pokok penjualan dengan penjualan bersih dihitung dengan membagi harga pokok penjualan dengan penjualan bersih, rasio ini mencerminkan persentase dari penjualan bersih yang diserap untuk ongkos barang jadi yang kemudian dijual.Rasio laba bruto dengan penjualan bersih dihitung dengan membagi laba bruto dengan penjualan bersih, rasio ini dapat juga dihitung dengan mengurangkan rasio harga pokok penjualan dengan penjualan bersih dari angka 100%.

Perubahan laba bruto dapat dianalisis dengan melihat perubahan penjualan bersih (baik perubahan jumlah unit yang dijual maupun perubahan harga penjualan per unit) dan perubahan harga pokok penjualan (baik perubahan jumlah unit yang dijual maupun perubahan harga pokok per unit/harga beli per unit). Misalnya bila terjadi kenaikan laba bruto, mungkin disebabkan oleh faktor;

  1. Harga jual per unit naik, sedang harga pokok penjualan tetap.
  2. Harga pokok penjualan lebih rendah, sedang harga jual per unit tetap.
  3. Kombinasi keduanya, yakni harga jual per unit naik dan harga pokok per unit turun.
  4. Jumlah unit yang dijual meningkat, sedang harga jual per unit dah             harga pokok per unit tetap.

Kenaikan laba bruto karena kenaikan harga jual tidak dapat dipakai sebagai pengukur kegiatan bagian penjualan karena perubahan harga jual lebih ditentukan oleh faktor-faktor yang berada diluar perusahaan (faktor ekstern).Perubahan harga jual ditentukan oleh kekuatan permintaan penawaran di pasar yang sulit dikendalikan oleh perusahaan, lain halnya dengan perubahan jumlah unit yang dijual.Perubahan laba bruto yang disebabkan oleh adanya perubahan jumlah unit yang dijual mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan bagian penjualan.Kenaikan laba bruto karena adanya kenaikan jumlah unit yang dijual berarti bagian penjualan telah bekerja lebih aktif.Apabila biaya pemasaran dapat dipertahankan berarti perusahaan telah dapat meningkatkan efisiensi dalam operasinya.

Rasio laba bruto yang rendah mungkin diakibatkan adanya kebijaksanaan pembelian dan mark-up yang tidak menguntungkan, ketidak mampuan manajemen meningkatkan volume penjualan, harga menurun (untuk meningkatkan volume penjualan) tetapi tidak disertai dengan turunnya harga pokok barang, meningkatnya ongkos produksi karena kelebihan investasi fasilitas pabrik atau karena adanya kenaikan bahan, kenaikan upah, atau kenaikan harga-harga umum yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Perubahan tingkat harga pokok penjualan pada waktu harga naik turun disebabkan oleh adanya perbedaan metode dalam menilai persediaan akhir. Penggunaan metode FIFO atau LIFO akan memberikan hasil yang berbeda.

 C. Laporan Perubahan Laba Bruto Dan Analisis

Dalam suatu perusahaan yang memproduksi dan menjual satu macam produk atau barang, laporan perubahan laba bruto menunjukkan pengaruh perubahan dalam volume penjualan, perubahan dalam harga jual, dan perubahan dalam harga pokok barang yang di produksi dan dijual. Dengan perkataan lain laporan tersebut menunjukan:

  1. Perubahan penjualan yang disebabkan adanya perubahan dalam jumlah unit yang dijual dan perubahan dalam harga pokok penjualan per unit.
  2. Perubahan harga pokok penjualan yang disebabkan adanya perubahan dalam jumlah unit yang dijual dan perubahan dalam harga pokok per unit.

Perubahan Laba Kotor (gross profit) perlu dianalisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan tersebut, baik perubahan yang menguntungkan maupun perubahan yang tidak menguntungkan, sehingga akan dapat diambil tindakan seperlunya untuk periode berikutnya. Pada dasarnya perubahan laba kotor itu disebabkan oleh dua factor, yaitu factor penjualan dan factor harga pokok penjualan.Besar kecilnya hasil penjualan dipengaruhi oleh kwantitas atau volume produk yang dapat dijual dan harga jual per satuan produk tersebut.

Perubahan laba kotor yang disebabkan oleh adanya perubahan  harga pokok penjualan dapat disebabkan oleh :

  1. Perubahan harga pokok rata-rata per satuan
  2. Perubahan kwantitas atau volume produk yang dijual

Perubahan laba kotor baik itu merupakan penurunan atau kenaikan yang disebabkan oleh factor harga jual tidak dapat digunakan sebagai pengukur kegiatan bagian penjualan, karena hal ini disebakan oleh factor ekstern perusahaan. Suatu perubahan laba kotor  yang disebabkan oleh adanya perubahan kwantitas atau volume barang yang dijual mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan bagian penjualan. Penurunan laba kotor yang disebabkan oleh naiknya harga pokok penjualan menunjukkan bagian produksi telah bekerja secara tidka efisien.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perubahan laba brutopada dasarnya dapat disebabkan oleh 4 faktor yaitu :

  1. Perubahan harga jual ( sales price variance) yaitu adanya perubahan antara harga jual yang sesungguhnya dengan harga jual yang dibudgetkan atau harga jual sebelumnya. Perubahan ini dapat ditentukan dengtan menggunakan rumus :

( Hj₂ – Hj₁ ) K₂

Keterangan:

Hj₁       = harga jual persatuan produkyang dibudgetkan atau tahun sebelumnya

Hj₂       = harga jual per satuan produk yang sesungguhnya

K₂        = kwantitas atrau volume produk yang sesungguhnya dijual tahun ini

Apabila ( Hj₂ – Hj₁ ) menunjukkan/menghasilkan angka positif berarti ada kenaikan harga yang berarti menujukkan keadaan yang menguntungkan, sebaliknya bila negative berarti ada penurunan harga jual dan menujukkan keadaan yang merugikan.

  1. Perubahan kwantitas produk yang dijual ( sales volume variance) yaitu adanya perubahan antara kwantitas produk yang direncanakan/tahun sebelumnya denga kwantitas produk yang sesungguhnya dijual (direalisir). Perubahan yang disebabkan oleh perubahan kwantitas volume produk yang dijual dapat ditentukan dengan rumus :

( K₂ – K₁ ) Hj₁

Keterangan :

K₂        = kwantitas penjualan yang sesungguhnya direalisir tahun ini

K₁        = kwantitas penjualan yang dibudgetkan atau tahun sebelumnya

Hj₁       = harga jual per satuan produk yang dibudgetkan atau tahun sebelumnya sebagai      standard

Bila ( K₂ – K₁ ) menghasilkan angka positif menujukkan bahwa kwantitas produk yang sesungguhnya dijual lebih besar daripada yang direncanakan, hal ini menunjukkan keadaan yang menguntungkan atau bagian penjualan bekerja lebih baik, sebaliknya bila menghasilkan angka negative berarti penjualanturun dan menunjukkan keadaan yang merugikan.

  1. Perubahan harga pokok penjualan per satuan produk ( cost price variance ) yaitu adanya perbedaan antara harga pokok penjualan persatuan produk ( unit cost ) menurut budget/ tahun sebelumnya dengan harga pokok yang sesungguhnya. Perubahan laba kotor yang disebabkan oleh hal ini dapat ditentukan dengan rumus :

( HPP₂ – HPP₁ ) K₂

Keterangan :

HPP₂   = haraga pokok penjualan yang sesungguhnya

HPP₁   = harga pokok penjualan menurut budget/tahgun sebelumnya

K₂        = kwantitas produk yang sesungguhnya dijual

Bila ( HPP₂ – HPP₁ ) mengahislkan angka positif berarti HPP mengalami kenaikan dalam sector biaya menunjukkan keadaan yang merugikan, sebaliknya bila hasilnya negative berate biaya mengalami penurunan yang berarti pula menunjukkan keadaan yang menguntungkan.

  1. Perubahan kwantitas harga pokok penjualan ( cost volume Variance ) yaitu adanya perubahan harga pokok penjualan karena adanya perubahan kwantitas/vol,ume yang dijual atau yang diproduksi. Hal ini dapat ditentukan dengan menggunakan rumus :

( K₂ – K₁ ) HPP₁

Apabila ( K₂ – K₁ ) menghasilkan angka positif berarti kwantitas yang dijual/diproduksi bertambah ( mengalami kenaikan ), apabila kwantitas bertambah maka harga pokok penjualan akan mengalami kenaikan pula dan bertambahnya harga pokok penjualan menunjuukkan keadaan yang tidak menguntukan ( merugikan ). Sebaliknya bila hasilnya negative berarti ada penurunan biaya dan menunjukkan keadaan yang menguntungkan.

Contoh :

PT  INDIRASARI

Laporan Rugi-Laba

Akhir tahun 1979 dan 1978

 

Penjualan neto

Harga pokok penjualan

Laba kotor

Kwantitas yang dijual

Harga jual per satuan

Harga pokok per satuan

1978 1979 Kenaikan
200.000

150.000

253.000

181.125

53.000

31.125

50.000 71.875 21.875
1.000

200

150

1.150

220

157,50

150

20

7,50

Menurut data diatas tahun 1979 dibandingkan dengan tahun 1978 Menunjukkan adanya kenaikan dalam penjualan sebesar Rp. 53.000, dan kenaikan harga pokok penjualan Rp. 31.125, sehingga laba kotor 1979 dibandingkan 1978 mengalami kenaikan sebesar Rp. 21.875. apakah yang menyebabkan kenaikan ini ? untuk mengetahui sebab-sebab perubahan tersebut  perlu dilakukan langkah-langkah analisa sebagai berikut :

Langkah I :

Menghitung perubahan laba kotor yang disebabkan oleh factor penjualan ( factor kwantitas penjualan maupun factor harga jual )

a. Penjualan 1979 000

Unit penjualan 1979 x harga jual 1978                                         230.000

 

Kenaikan laba kotor karena perubahan harga jual                      23.000   (laba)

Perubahan laba kotor yang disebabkan adanya perubahan harga jual dapat ditentukan dengan menggtunakan rumusnya yaitu :L

( Hj₂ – Hj₁ ) K₂

( 220 – 200 ) 1.150      = 23.000

b. Kwantitas penjualan 1979 x harga jual 1978 000

Penjualan 1978 (sebagai standard )                                               200.000

Kenaikan laba kotor karena perubahan kwantitas penjualan  30.000  (laba)

Atau :

= ( K₂ – K₁ ) Hj₁

= (1.150 – 1.000 ) 200

= 30.000

Langkah II

Menghitung perubahan laba kotor yang disebabkan oleh adanya perubahan harga pokok penjualan per satuan produk maupun kwantitasnya.

a. Harga pokok penjualan 1979

Kwantitas penjualan 1979 x harga jual 1978                                172.500

Kenaikan laba kotor perubahan harag jual                                    8.625  (rugi)

Atau :

= (HPP₂ – HPP₁ ) K₂

= ( 157,50 – 150 ) 1.150

= 8.625

b. Kwantitas penjualan 1979 x harga pokok 1978 500

Harga pokok penjualan 1978 (sebagai standard)                          150.000

Kenaikan laba kotor karena perubahan kwantitas

Harga pokok penjualan                                                                   22.500 ( Rugi )

Atau :

= (K₂ – K₁ ) HPP₁

= ( 1.150 – 1000 ) 150

PT INDIRASARI

Laporan Perubahan Laba Kotor

Akhir Tahun 1979 dengan 1978

Kenaikan penjualan yang disebabkan :

Kenaikan Harga Jual                                                   23.000

Kenaikankwantitas penjualan                                     30.000

53.000

Kenaikan harga pokok penjualan disebabkan :

Kenaikan harga pokok per satuan produk                               8.625

Kenaikan kwantitas harga pokok penjualan                            22.500

31.125

Kenaikan laba kotor ……       ……………………………………     21.875

Kenaikan sektor penjualan sebesar Rp. 53.000 dan kenaikan  harga pokok penjualan Rp. 31.125 dapat pula dianalisa faktor-faktor penyebab perubahan tersebut

dengan cara sebagai berikut :

a. Faktor kwantitas penjualan

Kenaikan penjualan karena naiknya volume, jika tidak ada kenaikan harga jual.

Harga per unit 1978                                                            200

Kenaikan kwantitas                                                           150

Kenaikan laba kotor karena kwantitas penjualan  (200 x 150)                 30.000

b. Factor harga jual :

Kenaikan penjualan karena kenaikan harga jual, jika tidak ada kenaikan kwantitas penjualan :

Kenaikan harga jual                                                                 20

Volume (kwantitas) penjualan 1978                                 1.000

Kenaikan laba kotor karena harga jual ( 20 x 1.000 )                                20.000

c. Factor kwantitas penjualan dan harga jual

Kenaikan harga jual per satuan

Dikalikan kenaikan kwantitas penjualan ( 20 x 150 )                                 3.000

Total kenaikan laba bruto karena penjualan                                  53.000

Kenaikan harga pokok penjualan Rp 31.125 dapat ditentukan faktor-faktor penyebanya sebagai berikut :

1.Faktor kwantitas

Kenaikan harga pokok penjualan karena kenaikan volume jika tidak ada kenaikan harga pokok :

Harga pokok 1978                                                    150

Kenaikan kwantitas atau volume                             150

Kenaikan karena factor kwantitas ( 150 x 150 )                                       22.500

2. Factor harga pokok ( biaya )

Kenaikan harga pokok penjualan karena kenaikan harga pokok per unit, jika tidak ada kenaikan dalam volume :

Kenaikan  harga pokok per satuan                                                               7,50

Volume/kwantitas                                                                                     1.000

Kenaikan karena factor harga pokok ( 7,50 x 1.000)                                  7.500

3. Faktor kwantitas dan harga pokok :

Kenaikan harga pokok per unit dikalikan volume ( 7,50 x 150 )                1.125

Total kenaikan harga pokok penjualan                                                      31.125

Untuk kepentingan management atau pihak-pihak yang ingin mengetahui sifat atau pengaruh berbagai factor terhadap perubahan laba kotor, maka laporan kepada management atau pihak-pihak tersebut adalah sebagai berikut :

PT INDIRASARI

Laporan perubahan dalam penjualan, harga pokok penjualan dan laba kotor

Akhir tahun 1979 dengan 1978

 

 

 

Junlah tahun 1979

Jumlah tahun 1978

 

Kenaikan

Penjualan Harga pokok penjualan Gross profit
253.000

200.000

181.125

150.000

71.875

50.000

 

53.000

 

31.000

 

21.875

 

Kenaikan – penurunan disebabkan oleh :

Faktor kwantitas                                 30.000             22.500               7.500

Factor harga jual                                  20.000                –                     20.000

Factor harga pokok                                  –                  7.500                 7.500

Factor kwantitas dan harga jual                        3.000                  –                  3.000

Factor kwantitas dan harga pokok           –                  1.125               1.125

Jumlah                                                             53.000                         31.125                         21.875

 

Analisa perubahan laba kotor adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari satu periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang di budgetkan untuk periode tersebut.

 

D. OPERATING LEVERAGE

Konsep operating leverage bermanfaat untuk analisis, perencanaan dan pengendalian keuangan. Perlu ditegaskan kembali bahwa leverage dalam pengertian bisnis mengacu pada penggunaan aset dan sumber dana (source offunds) oleh perusahaan di mana dalam penggunAan aset atau dana tersebut perusahaan harusmengeluarkan biaya tetap atau beban tetap.

Perusahaan menggunakan financial dan operating leverage dengan tujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada biaya aset dan sumber dananya, dengan demikian akan meningkatkan keuntungan pemegang saham. Sebaliknya leverage juga meningkatkan variabilitas (risiko) keuntungan, karena jika perusahaan ternyata mendapatkan keuntungan yang lebih rendah dari biaya tetapnya maka penggunaan leverageakan menurunkan keuntungan pemegang saham. Konsep leverage tersebut sangat penting terutama untuk menunjukkan kepada analis keuangan dalam melihat trade-off antara risiko dan tingkat keuntungan dari berbagai tipe keputusan finansial.

 

Definisi Operational Leverage

Leverage operasi timbul pada saat perusahaan menggunakan aktiva yang memiliki biaya-biaya operasi tetap. Biaya tetap tersebut misalnya biaya penyusutan gedung dan peralatan kantor, biaya asuransi dan biaya lain yang muncul dari penggunaan fasilitas dan biaya manajemen. Dalam jangka panjang, semua biaya bersifat variabel, artinya dapat berubah sesuai dengan jumlah produk yang dihasilkan.Oleh karena itu, dalam analisis ini diasumsikan dalam jangka pendek.Biaya operasi tetap, dikeluarkan agar volume penjualan dapat menghasilkan penerimaan yang lebih besar daripada seluruh biaya operasi tetap dan variabel.Pengaruh yang timbul dengan adanya biaya operasi tetap yaitu adanya perubahan dalam volume penjualan yang menghasilkan perubahan keuntungan atau kerugian operasi yang lebih besar dari proporsi yang telah ditetapkan.

Leverage operasi juga memperlihatkan pengaruh penjualan terhadap laba operasi atau labasebelum bunga dan pajak (earning before interest and tax atau EBIT) yang diperoleh. Pengaruh tersebut dapat dicari dengan menghitung besarnya tingkat leverage operasinya (degree ofoperating leverage).

Degree of Operating Leverage (DOL)
Tingkat leverage operasi atau degree of operating leverage (DOL) adalah persentase perubahan dalam laba operasi (EBIT) yang disebabkan perubahan satu persen dalam output (penjualan). Dengan demikian maka,

Tingkat elastisitas   Persentase perubahan laba operasi (EBIT)  
operasi pada unit =  
Persentase perubahan output (penjualan)  
output penjualan    
     
       

 

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN LABA BERSIH (NET INCOME) :

  1. Naik turunnya jumlah unit yang dijual dan harga jual perunit.
  2. Naik turunnya harga pokok penjualan. Perubahan harga pokok penjualan ini dipengaruhi oleh jumlah unit yang dibeli atau di produksi atau dijual dan harga pembelian per unit atau harga pokok per unit.
  3. Naik turunnya biaya usaha yang di pengaruhi oleh jumlah unit yang dijual, variasi jumlah unit yang dijual, variasi dalam tingkat harga dan efisiensi operasi perusahaan.
  4. Naik turunnya pos penghasilan atau biaya non operasional yang dipengaruhi oleh variasi jumlah unit yang dijual, variasi dalam tingkat harga dan perubahaan kebijaksanaan dalam pemberian atau penerimaan discount.
  5. Naik turunnya pajak perseroan yang dipengaruhi oleh besar kecilnya laba yang diperoleh atau tinggi rendahnya tarif pajak.
  6. Adanya perubahan dalam metode akuntansi.

 

SUMBER :
elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/kursus_financial_analysis/KAS.pdf
http://ayu-rahayu91.blogspot.co.id/2012/03/analisis-sumber-dan-penggunaan-kas.html

http://vivinvirantikayuliartanti.blogspot.co.id/2012/03/anlisa-sumber-dan-penggunaan-kas.html
https://oniiomad.wordpress.com/analisis-sumber-dan-penggunaan-kas/
http://yana-anggraini.blogspot.co.id/2013/06/perubahan-laba-kotor_4.html

https://bungamasamba.blogspot.co.id/2014/10/makalah-perubahan-laba-kotor.html

http://raiaputri.blogspot.co.id/2016/04/analisis-perubahan-pendapatan-dan.html

http://nur-indrawan.blogspot.co.id/2012/10/a-pentingnya-analisis-perubahan.html